Minggu, 22 Maret 2015

Konseling Anak Usia Dini


Tahap perkembangan anak dari berbagai perspektif teori perkembangan.
§   Anak usia 0-2 tahun
Secara umum pada masa bayi anak usia 0-2 tahun, seorang anak mengalami perubahan yang pesat bila dibandingkan dengan yang akan dialami pada fase-fase berikutnya. Pada fase ini anak sudah memiliki kemampuan dan keterampilan dasar, di antaranya : keterampilan lokomotor (berguling), merangkak, duduk, berdiri, & berjalan), penginderaan (mencium ,melihat, mendengar dan merasakan sentuhan), keterampilan memegang benda ,maupun kemampuan untuk mereaksi secara emosional dan sosial terhadap orang-orang sekelilingnya. Fase perkembangan anak usia dini ini terjadi pada anak usia 0-6 tahun atau sampai anak mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini atau prasekolah.  Di masa ini terjadi pertumbuhan fisik dan psikis yang sangat pesat. Ada gerakan-gerakan yang mengkomunikasikan suasana emosinya, seperti cemas, marah, tidak setuju dan lain-lain.
§  Anak usia 2-3 tahun
Pada fase ini anak sudah memiliki kemampuan untuk berjalan dan berlari.  Dan juga anak mulai senang memanjat, meloncat, serta menaiki sesuatu dan lain sebagainya.
Solehuddin (1997: 38) berpendapat bahwa pada anak usia 2-3 tahun lazimnya sangat aktif mengeksplorasi benda-benda di sekitarnya. Seorang anak memiliki kekuatan observasi yang tajam.  Kemudian anak juga menyerap dan membuat perbendaharaan bahasa baru bagi mereka, mulai belajar tentang jumlah (berhitung), membedakan antara konsep satu dengan banyak dan senang mendengarkan cerita-cerita sederhana, kesemuanya itu diwujudkan anak dalam aktivitas bermain maupun komunikasi dengan orang lain di sekitarnya. Kemampuan anak menguasi beberapa patah kata juga mulai berkembang. Antara lain, Anak mulai senang dengan percakapan walaupun dalam bentuk dan kalimat yang sederhana. Di sisi lain, sikap egosentrik anak sangat menonjol.  Seorang anak belum bisa memahami persoalan-persoalan yang dihadapinya dari sudut pemikiran orang lain dan anak cenderung melakukan sesuatu menurut kemauannya sendiri tanpa memperdulikan kemauan dan kepentingan orang lain. Contohnya, anak sering merebut mainan dari orang lain jika anak menginginkannya.
§  Anak usia 3-4 tahun
Pada umunya, anak pada fase ini masih mengalami peningkatan dalam berperilaku sosial, motorik, berfikir fantasi maupun kemampuan mengatasi frustasi. Pada kemampuan motorik, anak sudah menguasai semua jenis gerakan-gerakan tangan. seperti memegang benda atau boneka. Tetapi sifat egosentriknya masih melekat, Tingkat frustasi anak juga cenderung menurun. Ini disebabkan adanya peningkatan kemampuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialaminya secara lebih aktif atau sudah ada sifat kemandirian anak. Di usia ini anak memiliki kehidupan fantasi yang kaya dan menuntut lebih banyak kemandirian, dengan kehidupan fantasi yang dimilikinya, anak akan memperlihatkan kesiapannya untuk mendengarkan cerita-cerita secara lebih lama, atau bahkan anak juga sudah dapat mengingatnya satu per satu. Selanjutnya dengan sifat kemandirian yang dimilikinya mulai membuat anak tidak mau banyak diatur dalam kegiatan-kegiatannya, Pada aspek kognitif anak juga sudah mulai mengenal konsep warna, jumlah, ukuran dan lain-lain.
§  Anak usia 4-6 tahun
Ciri yang menonjol anak pada usia ini adalah anak mempunyai sifat berpetualang (adventuroussness). Anak seringkali memperhatikan membicarakan  atau bertanya tentang apa yang ia lihat atau didengarnya. Memang ninatnya yang kuat untuk mengobservasi lingkungan benda-benda di sekitarnya membuat anak senang bepergian sendiri untuk mengadakan eksplorasi terhadap lingkugan disekitarnya. Pada perkembangan motorik, seorang anak masih perlu aktif melakukan berbagai aktivitas. Seiring dengan perkembangan fisiknya, anak makin berminat terhadap teman sebayanya. Salah satu tandanya anak sudah menunjukkan hubungan dan kemampuan bekerjasama dengan teman lain terutama yang memiliki kesenangan dan aktivitas yang sama. Untuk kemampuan lain yang ditunjukkan anak adalah anak sudah mampu memahami pembicaraan dan pandangan orang lain yang disebabkan semakin meningkatnya keterampilan berkomunikasi.
Berdasarkan tahap perkembangan yang sudah di paparkan, dapat disimpulkan bahwa anak usia dini merupakan masa yang kritis dalam sejarah perkembangan manusia. Ini terjadi pada anak usia 0-6 tahun atau sampai anak mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini. Pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik dan psikis yang sangat pesat.
Konsep konseling AUD, tujuan, prinsip, asas, fungsi, dan ruang lingkup konseling AUD.

A. Konsep Konseling Anak Usia Dini
Konseling adalah sebuah proses bantuan professional yang diberikan oleh konselor professional kepada seorang konseli.(Hartono, 2009:2). Layanan konseling pada anak usia dini ini sangat berbeda dengan konseling anak remaja dan dewasa, pada konseling anak remaja maupun dewasa pemecahan masalah serta tanggung jawab terhadap pilihan ada pada tangan konseli itu sendiri. Namun pada anak usia dinni yang masih berusia dibawah usia pendidikan dasar yakni 0-6 tahun proses berfikir secara logis atau nalar masih belum terbantuk. Selain itu, usia ini masih merupakan usia bermain sehingga rasa tanggung jawabnya masih dalam proses pembentukan. Dengan demikian, guru atau konselor masih memegang peranan penting dalam memecahkan masalah.
B. Tujuan Konseling Anak Usia Dini
Dalam depdikbud (1996:2) dinyatakan bahwa tujuan umum konseling anak usia dini adalah untu membantu anak usia dini agar dapat mengenal dirinya sendiri serta lingkungan terdekatnya, sehingga dapat menyesuaikan diri melalui tahap perlihan kehidupan di rumah kehidupan di sekolah dan masyarakat sekitar anak.
Tujuan khusus :
1. Membantu anak lebih mengenal dirinya, kemampuannya, sifatnya, kebiasaannya, serta kesenangannya.
2. Membantu anak agar dapat membantu mengembangkan potensinya.
3. Membantu anak untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
4. Membantu menyiapkan perkembangan mental dan sosial anak untuk masuk lembaga pendidikan selanjutnya.
5. Membantu orang tua untuk memahami, mengerti dan menerima anak sebagai individu.
6. Membantu orang tua dalam mengatasi gangguan emosi anak yang ada hubungannya dengan situasi keluarga di rumah.
7. Membantu orang tua dalam mengambil keputusan memilih sekolah bagi anaknya yang sesuai dengan taraf kemampuan kecerdasan, fisik, dan indranya.
8. Memberikan informasi kepada orang tua untuk memecahkan masalah kesehatan anak.
C. Prinsip Konseling Anak Usia Dini
Depdikbud (1996:15) dinyatakan bahwa prinsip-prinsip bimbingan dan konseling anak usia dini adalah:
1. Bimbingan merupakan proses yang menyatu dalam semua kegiatan pendidikan.
2. Bimbingan harus berpusat pada anak yang dibimbing.
3. Kegiatan konseling mencakuo seluruh kemampuan perkembangan individu anak, meliputi kemampuan sosial emosional, motoric kasar, motoric halus, visual pendengaran, bahasa dan kecerdasan.
4. Bimbingan harus dimulai dengan mengenal kebutuhan yang dirasakan oleh anak.
5. Konseling diberikan kepada semua anak sebagai individu dan bukan hanya untuk anak yang mengatasi masalah.
6. Penyampaian permasalahan anak pada orang tua hendaknya dengan kondisi yang aman dan nyaman
D. Asas Konseling Anak Asia Dini
1. Asas
2. Asas kesukarelaan
3. Asas keterbukaan
4. Asas kegiatan
5. Asas kemandirian
6. Asas kekinian,
7. Asas kedinamsisan
8. Asas keterpaduan
9. Asas keharmonisan
10. Asas keahlian
11. Asas alih tangan kasus
E. Fungsi Konselng Anak Usia Dini
1. Fungsi pemahamam
2. Fungsi pencegahan
3. Fungsi perbaikan
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
F. Ruang Lingkup Konseling Anak Usia Dini
Satuan layanan PAUD, Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal diselenggarakan pada Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat, rentang usia anak 4-6 tahun. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal diselenggarakan pada kelompok bermain (KB) rentang usia anak 2-4 tahun, Taman Penitipan Anak (TPA) rentang usia anak 3 bulan-2 tahun, atau bentuk lain yang sederajat (Satuan PAUD Sejenis/SPS) rentang usia anak 4-6 tahun. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan anak usia jalur pendidikan informal diselenggarakan oleh lingkungan, bagi orangtua yang mempunyai anak usia 0-6 tahun.

1 komentar:

 

Blogger news

Blogroll

About